Senin, 23 Februari 2009

Tata Buku

Inventaris, Neraca dan Perincian Rugi/Laba

Dalam pelajaran ini kita akan membahas inventaris, neraca, perincian rugi/laba dari sebuah perusahaan dagang yang bersifat perusahaan perorangan.

Dalam paragraf ini kita melihat beberapa contoh dari kekayaan (selanjutnya disebut Aktiva dan utang yang kita jumpai di setiap perusahaan). Kami ingin menekankan sekali lagi bahwa dalam pelajaran ini kami hanya membahas perusahaan dagang yang bentuk hukumnya adalah perusahaan perorangan.

Perusahaan dagang membeli dan menjual barang yang sama tanpa perubahan bentuk dengan maksud memperoleh laba. Artinya dari barang yang sama, harga jualnya lebih tinggi dari harga belinya.

Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh satu orang saja, dan tidak ada pembedaan antara kekayaan perusahaan dan kekayaan pribadinya.

Setiap perusahaan mempunyai kekayaan dan utang.

Contoh dari kekayaan perusahaan sebagai berikut.

• gedung perusahaan
• persediaan barang dagangan
• piutang dagang
• uang di bank
• uang tunai. Biasanya disebut uang dalam Kas atau hanya “Kas” saja

Contoh-contoh utang perusahaan sebagai berikut.

• Utang hipotik. Utang hipotik adalah utang yang dipakai untuk membeli gedung (barang tidak bergerak) dengan gedung yang bersangkutan sebagai jaminannya.



• Utang yang harus dibayar kepada pemasok barang. Utang ini biasanya disebut Kreditur. Kreditur adalah pemasok barang yang masih belum dibayar.


Selisih antara keseluruhan kekayaan dan utang-utang adalah modal sendiri. Jadi :

Kekayaan – Utang-utang = Modal Sendiri

Modal sendiri adalah uang pemilik yang diinvestasikan ke dalam perusahaannya.

Contoh 1

Djadjang mempunyai usaha sebagai pedagang besar dalam sepeda balap dengan merk Speed. Kecuali sepeda, dia juga memperdagangkan semua asesori dan suku cadangnya. Pada tanggal 1 Januari 2007 dia mempunyai kekayaan sebagai berikut:






Pada tanggal 1 Januari 2008 Djadjang mempunyai utang-utang sebagai berikut.





Pertanyaan :

Hitung jumlah uang yang oleh Djadjang diinvestasikan dalam usahanya. Jumlah uang ini disebut apa?

Jawab :

Jumlah uang milik Djadjang sendiri yang diinvestasikan ke dalam usahanya adalah semua Aktiva dikurangi dengan semua utang/pasiva.
Maka jumlah kekayaannya yang diinvestasikan adalah 3.850.000.000 – 2.250.000.000 = 1.600.000.000. Jumlah uang ini kita namakan Modal Sendiri.

Inventaris dan Neraca

Inventaris


Sebuah daftar yang memuat semua kekayaan (aktiva) dan utang-utang (pasiva) perusahaan dengan mencantumkan jumlah satuan dan harganya, disebut inventaris.

Pekerjaan yang dilakukan untuk membuat inventaris disebut “meng-inventaris”

Inventaris yang diringkas

Dalam perusahaan biasanya terdapat sangat banyak macam barang, banyak pelanggan yang berutang pada perusahaan (piutang perusahaan) dan sangat banyak pemasok barang yang belum dibayar, sehingga membuat daftar yang memuat setiap jenis barang, setiap nama piutang dan setiap nama yang kepadanya perusahaan mempunyai utang akan menghasilkan daftar yang sangat rumit dan membingungkan.

Maka biasanya yang dilakukan oleh bagian pembukuan perusahaan ialah daftar yang hanya memuat jenis aktiva dan pasiva saja, misalnya persediaan barang, piutang (debitur) dan utang (kreditur). Perinciannya dalam bentuk daftar tersendiri yang memuat setiap nama barang, setiap nama orang yang berutang dan mempunyai tagihan kepada perusahaan dibuat tersendiri sebagai lampiran.

Berikut ini kami berikan contoh dari inventaris yang dipadatkan beserta lampiran-lampirannya yang memberikan rincian detilnya.

Contoh 1 (lanjutan)

Kita menggunakan data tentang aktiva dan pasiva beserta angka-angkanya dari perusahaan milik Djadjang yang kita pelajari pada 2.1 di atas.

Pertanyaan :

Susun inventaris yang padat per 1 Januari 2007. Untuk persediaan barang, piutang dan utang sebutkan satu angka saja yang jumlahnya saja, dan buatlah perincian dari ketiga angka tersebut.

Jawaban :

Yang ditanyakan menjadi empat buah daftar beserta nama-namanya sebagai berikut.









Neraca

Berdasarkan inventaris tadi, Neraca dapat disusun

Neraca adalah gambaran atau perincian dari kepemilikan/kekayaan/aktiva perusahaan, utang-utangnya beserta modal sendiri perusahaan.

Bentuk skontro
Debit dan Kredit

Biasanya kita membuat neraca dengan bentuk skontro. Yang diartikan dengan ini ialah bahwa neraca dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bagian kiri neraca yang disebut sisi debit, dan bagian kanan neraca yang disebut sisi kredit.

Pada sisi debit kita cantumkan kepemilikan/kekayaan/aktiva (selanjutnya kita sebut aktiva), dan pada sisi kanannya (pasiva) kita cantumkan utang-utang dan modal sendiri.

Contoh 1 (lanjutan)

Kita menggunakan data dari usaha dagang Djadjang seperti yang tercantum dalam inventaris padat per 1 Januari 2007

Pertanyaan :

Susun Neraca per 1 Januari 2007

Jawaban :

Neracanya per 1 Januari 2007 sebagai berikut.





Menjadi kelaziman bahwa pada sisi kredit dari neraca yang dicantumkan pertama kali (paling atas) adalah modal sendiri, dan setelah itu baru berbagai bentuk utang.

Karena jumlah modal sendiri dicantumkan pada sisi kredit neraca, penjumlahan neraca pada kedua sisi sama. Dengan kata lain :

Kekayaan – Utang = Modal Sendiri, atau

Kekayaan = Modal Sendiri + Utang

Bentuk umum dari Neraca adalah sebagai berikut.






Urut-urutan pos-pos neraca
Sesuai dengan tingkatan likuiditasnya

Urut-urutan dari pos-pos sisi debit neraca disusun sesuai dengan tingkat likuiditasnya. Dalam perusahaan dagang, ini ditentukan oleh berapa lama yang dibutuhkan untuk menjual barang, atau waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan barang menjadi uang (likuiditas atau barang yang likuid). Menjadikan uang (atau menjual) gedung perusahaan makan waktu jauh lebih lama ketimbang menjual barang dagangan.

Barang-barang (pos-pos) yang tercantum pada sisi debit neraca kita cantumkan dalam urutan mulai dari yang paling tidak likuid ke yang paling likuid. Maka kita lihat pada sisi Debit neraca bahwa yang pertama adalah pos Gedung, disusul dengan persediaan barang dagangan, piutang dan yang paling akhir uang tunai yang ada di dalam Kas.

Pada sisi kredit neraca yang dicantumkan sebagai pos paling atas adalah Modal Sendiri, dan setelah itu baru utang-utang. Urut-urutan mencantumkannya utang pada sisi kredit neraca ditentukan atas dasar kapan utangnya jatuh tempo untuk dibayar.

Maka yang dicatat pada sisi kredit neraca menurut urut-urutan sebagai berikut.

1. Utang jangka panjang
Utang dalam kategori ini baru harus dibayar satu tahun setelah tanggal neraca, misalnya setelah 4 tahun atau bahkan setelah 10 tahun. Contoh dari utang jangka panjang seperti itu adalah kredit hipotik.
2. Utang jangka pendek.
Utang dalam kategori ini harus dibayar dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca, misalnya setelah 3 atau 10 bulan. Contoh dari utang jangka pendek adalah utang yang harus dibayarkan kepada pemasok barang dagangan. Sebelumnya telah kami jelaskan bahwa utang ini dicantumkan pada sisi kredit dari neraca.

Neraca dari perusahaan milik Djadjang yang digambarkan dalam pelajaran ini disusun atas dasar prinsip-prinsip tersebut di atas.
untuk lebih lengkapnya anda bisa link disini

0 komentar:

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN

Buku Tamu